Senin, 06 September 2010

Ngabuburit Modal Niat

Hari ini apa yang saya lakukan langsung saya munahkan dalam tulisan ini (nanaonan sih maneh???) ha ha ha, pertanyaan yang bagus. Awalnya sih ada niatan untuk bersilaturahmi dengan keluarga sahabat saya di daerah bogor dan teman saya itu namanya Gilang, yaa lebih tepatnya sekitar LIDO (itu kalo gx salah, he he). Berbekal uang yang minim saya langsung bergegas dari rumah tinggal saya ke rumah si Gilang dan saya kurang hafal lokasi tempat tinggal Gilang, akan tetapi melalui pesan singkat si Gilang memberitaukan alamat rumahnya. Kurang lebih 3 jam saya baru tiba di rumah teman saya itu dan sambutan hangat di ucapkan dari ibunda gilang kepada saya. Gilang memperkenalkan saya di hadapan ibunya, dalam bahasa sunda gilang berkata “mah, ie rerencangan gilang ti bandung tapi bumina mh di sukabumi”, ibu Gilang “Oh muhun, Gilang tos nyarios da gaduh rerencangan di sukabumi”. Beranjak dari sana saya langsung di ajak menuju kamar si Gilang. Saya duduk sembari berbicara tentang rencana saya untuk pergi naik gunung, dan tak lama kemudian ada wacana untuk ngabuburit (kegiatan menyambut buka puasa). Tanpa banyak pertimbangan Gilang memilih Bodogol untuk di jadikan sasaran ngabuburit. Berangkaaaat. . . . . . . ^_^

Dengan roda dua kami melaju dan dengan kecepatan yang sangat dasyat (maksudna teh lalaunan, hahaha). Tak jauh dari rumah Gilang kami tida di gebang pintu Lido (Tempat wisata di daerah Cigombong Bogor), di pintu gerbang kami di berhentikan oleh salah satu satpam, satpan bertanya “mau kemana???”, gilang menjawab dalam bahasa sunda (bari jeng molotot) “eta pak rek ka bodogol”, tanpa banyak cincong satpam membiarkan kami untuk masuk dan saya langsung tanjap gas.
Dalam laju sepeda motor kami ngobrol dengan penuh getaran dari badan, maksudna (ngadegdeg, haha tirissss. . ). Di perjalanan kami di suguhkan dengan trak yang sangat asoyy (ker mah urut hujan di tambahan taneh sama dengan licin weh, hadooh. . ). Motor yang kami pakai adalah motor ayah saya dan terlihat sangat bersih, akan tetapi mau tidak mau harus saya nodai (Aduh beeh, hampura motorna kudu di mandian letak).
Sesekali kami melakukan manufer yang sangat indah (maksudna labuh. . ha ha), tapi perjuangan kami tidak sampai di situ, kami terus berjalan walaupun hanya sedikit. Sesekali kami bergantian bawa motor dan (angger we di gurubus keneh wae). Dan akhirnya hanya membutuhkan waktu 2 jam kami telah selesai melakukan perjalanan dan tiba di gerbang menuju hutan Taman Nasonal Gede-Pangrango, saya kira kita sudah sampai di Bodogol dan ternyata ini baru gebangnya saja (acan asup ka bodogolna mah, huft).
Kami diam sejenak menikmati suasana sejuknya kaki gunung pangrango, tak lama kemudian waktu menunjukan kira kira pukul 17.16, perjalanan kami tidak di lanjutkan karena kami harus menyegerakan untuk bebuka puasa. Ketika kami pulang trek edan itu menyapa kami lagi dan kami menyambut kembali dengan manufer-manufer indah(labuh dei) ha ha ha ha . Perjalanan kami pulang tidak jauh berbeda dengan saat kita berangkat, akan tetapi yang membedakan sebelum kami menuju kediaman Gilang, kami menyempatkan mampir di rumah teman dekatnya gilang untuk mengambil tas (untuk saya pakai).
Ya ya ya, dan akhirnya kami tiba di kediaman gilang. Tanpa basa basi saya merasa di gerakan oleh keinginan perut saya untuk mengeruk hangatnya nasi yang di suguhkan oleh ibunda Gilang, hajaaaaar. Setelah makan saya sedikit berinteraksi dengan ibunda Gilang semari menikmati kue lebaran yang baru saja di buat, dan tak lama kemudian saya pun bergegas untuk kembali pulang ke rumah tercinta….(Ngabuburit yang menyenankan). ^_^

2 komentar:

uho mengatakan...

ripuh mnh!!

Taufik Sastra S mengatakan...

ha ha ha ha.......
Ssssttt. . .hi hi hi