Jumat, 25 Maret 2011

DREAM IN THE SKY PURPLE

Berawal dari pertemuan yang sejuk di rasakan, yang terjadi ada keindahan cinta dan kelembutan. Sebuah pertemuan yang romantis dan di inginkan oleh semua orang, inilah kebesaran tuhan. Kelanjutan cerita romeo Juliet menjadi salah satu bukti kekuatan cinta, mereka dipertemukan dengan cara yang sangat berbeda. Walaupun itu hanya ada dalam cerita akan tetapi ini bisa saja terjadi pada siapapun. Sungguh besar kekuatan cinta yang sebenarnya.

Ketika langit sayup menjelang gelap, tubuh tergeletak lemas menuju tempat peristirahatan. Saya membelakangi diding sempit kamar yang mengurungku sementara, lebih tepatnya terbaring sambil memegang alat tulis dan di belainya sehelai kertas putih. Tidak ada manfaat untuk ini, tapi ini menjadi kenyamanan untuk saya lakukan, hanya dengan ini saya melampiaskan apa yang ada dalam pikiran saya. Saya berfikir tentang sosok berlatar ungu yang akhirnya saya tertidur bersama bayanganya. Diluar dingin di dalam sangat indah, di dunia nyata sangat menyedihkan tapi dalam mimpi sangat menyenangkan. Dalam mimpi dia berjalan menghampiri, memeluk tanpa alasan dan saya genggam erat tangannya. Seperti orang yang berstatus saya berjalan berdua entah kemana. Langkah menempuh jauh jarak dalam latar mimpi ungu. Dia terjatuh, saya bantu kembali berjalan dan itu akhir dari mimpi saya ini. Hanya sebentar saja dan kemudian mata saya terbuka kembali ke dunia nyata, saya menyesal karena mata terbuka dengan begitu saja. Saya berdoa untuk besok, lusa dan seterusnya tetap seperti ini.
Saya mencintai dia yang berlatar ungu, ingin saya bertanggung jawab atas segala aktivitasnya, ingin lebih jauh denganya, bersenandung berirama menjani hari hari penuh kasih denganya. akan tetapi rasa ini konyol jika di barengi dengan saya terus mendekat, dengan alasan saat ini bukan saya yang seharusnya ada, tapi dia yang bertanggung jawab untuknya. Seperti orang yang tergeletak mati di samping tong sampah. saya melamun implikasi dari warna ungu karena itu.
Pagi terasa sejuk karena embun adalah dia yang ungu, menggertak pagi agar menjadi siang dan kabut tipis perlahan hilang. Saya pasrah dengan keadaan sekarang, hanya pesonamu yang jelas terasa. Tidak dengam wujudmu.

1 komentar:

Mas Hendri mengatakan...

wow... keren bener...
kalimat yang disajikan begitu mendayu namun lugas mewakili hati dan pikiran sang penulis...

Saya benar-benar menikmati postingan ini..
Keep posting, brother...