Jumat, 15 Oktober 2010

PASAR SENI ITB


Pasar seni ITB??apa yang pembaca bayangkan ketika mendengar pasar seni??mungkin kata ini identik dengan makna pasar pada umumnya, akan tetapi pasar seni ini berbeda dengan pasar-pasar yang terbayangkan. Pasar seni ITB adalah kegiatan yang jarang sekali terjadi yang di laksanakan 4-5 tahun sekali. Banyak yang menarik di pasar seni ITB, dari mulai semua yang berbau kebudayaan, musik, kerajinan, sampai dengan tradisi-tradisi masyarakat yang ada di pelataran Indonesia. Selain kebudayaan yang di hadirkan dipasar seni ini ternyata bermunculan idea tau kreatifitas para mahasiswa bandung, dan itu mendapat nilai plus dari pihak kementrian. Kesimpulan dari pihak mentri bahwa bandung adalah salah satu tempat yang mempunyai tingkatan kreatifitas yang di perhitungkan dengan kota kota besar lainya. Ketertarikan saya pertama kali muncul ketika salah satu kerabat saya mengatakan bahwa akan ada kegiatan ini, dan ketika saya mendengarnya muncul keinginan untuk menghadiri acara yang jarang sekali terjadi ini. Minggu 10 Oktober 2010 acara ini dilaksanakan dan akhirnya tidak percuma saya hadir, karena acaranya sangat menarik untuk di kunjungi. Tepatnya pukul 8.30 saya berangkat dari tempat tinggal saya di bandung dan jalanan menuju kampus ITB macet total karena pengunjung tidak hanya dari kota bandung saja tapi sebagian besar datang dari kota kota besar lainya.

Banyak sekali yang saya dapatkan di acara ini, dari mulai percikan yang membuat saya lebih peduli dengan kebudayaan di Indonesia. Salah satu contoh yang saya liat yaitu kebudayaan dari garut, saya baru kali ini melihat tradisi dari garut. Terlihat ciri khas yang berasal dari kota garut yaitu identik dengan binatang domba terlihat menarik dan wajib untuk di tonton. Selain dari pertunjukan khas garut, atraksi musik keroncong membuat saya lebih merasa terlena untuk tidur karena warna yang khas membuat saya mengantuk dan saya berada paling lama di pertunjukan keroncong. Lebih dari 3 jam saya berkeliling mengitari kampus ITB, tak bosan saya berkeliling dan merasa lupa dengan masalah isi perut. Saat itu pukul 12 siang waktunya semuanya istirahat. Pukul 1 semua pengunjung kembali mamadati pelataran kampus ITB, dan hingga sampai penutupan pasar seni ITB selesai pengunjung tetap bertambah. Banyak yang saya dapatkan terutama masalah kreatifitas, kepedulian, dan rasa cinta terhadap kebudayaan Indonesia. Saya mungkin sebagian kecil yang merasakan hal itu, akan tetapi saya mewakili satu suara bangsa Indonesia “ayo kita jaga kebudayaan yang ada di seluruh pelosok Indonesia”. Itu yang saya dapatkan ketika saya pulang.

Tidak ada komentar: