Sabtu, 23 Juli 2011

127 Hours

Pejalanan ke suatu tempat, kata yang menarik, apa lagi yang ke tempat yang mengagumkan. Tapi mengagumkan tak selamanya menjadi mudah, ada hal yang harus di lakukan untuk mencapainya. Sebuah permainan di mulai oles salah satu pemeran utama James Franco, dalam Film ini 127 Hours. Dia bepergian dengan menikmati setiap apa yang di temukannya, berbekal kendaraan, sepeda, dan satu kantong daypack terisi penuh dengan perlengkanan.

Luar biasa menarik untuk di pelajari, yang berkeinginan tak selalu menyapa keselamatan dengan berbekal peralatan yang cukup lengkap, akan tetapi kecelakaan kecil datang maka maut pun semakin mendekat, tergelincir tersangkut salah satu tangan. Selama 127 jam bertahan. Apa yang kita akan lakukan jika kita ada di posisi Aron (tokoh utama dalam flm iniyaitu Jason Franco)????Saya pun enggan mengatakannya, mendengar pun takut.
Sebagian kejadian, tangannya tehimpit batu yang cukup sulit di geserkan. Akan tetapi berfikir tentang sebuah solusi tidak hanya dikakukan dalam waktu yang teramat singkat. Upaya Aron yang pertama, dia melakukan sebuah upaya menggeserkan batu yang mengimpit tangannya itu dengan tenaganya sendiri, alhasil itu hanya buang-buang tenaga saja dan kemuadian dia cemas tentang kondisi awal yang mengejutkan. Selanjutnya, dia memutuskan untuk mengikis batu yang sangat keras dengan pisau lipat buatan cina yang tumpul, itu pun percuma. Dia memutuskan bermalam untuk berfikir. Dingin, tidak nyaman, dia rasakan, sampai saat matahari tiba dia merasa bahagia karena dia saat itu dia terlihat mensyukuri apa yang telah di ciptakan. Berfikir untuk lolos dari himpitan batu besar terus di upayakan sampai dia melakukan sebuah upaya lain membagi beban dengan batu besar yang ada di atasnya, hasilnya pecuma juga. Kehausan, perasaan yang buruk, mengingat semua tentang kejadian yang pernah dia alami mengakibatkan halusinasi. Tak ada pilihan lain dia memutuskan untuk memotong tangannya, upayanya berhasil walaupun menjadi kekurangan untuk salah satu tangannya.
Kisah ini memberi inspirasi tersendiri tentang kesiapan kemana pun dalam bepergian. Sebuah keyakinan, kerja keras, dan apapun di lakukan untuk membahagiakan hati kita sendiri. Ada harga yang kita tanggung dari kesalahan kecil yang telah kita lakukan. Bepergian hanya seorang diri itu sangat menyenangkan, tapi tanggung sendiri akibatnya jika kamu membutuhkan seseorang.

Penulis : ichwartole

2 komentar:

Amung mengatakan...

keren...
ditunggu karya lainya..

Taufik Sastra S mengatakan...

Ok mas, segera kok. . . ^^